Kamis, 05 Januari 2012

KESALAHAN PENULISAN DALAM JURNAL KARANGAN ALI MAKSUM


ISLAM FUNDAMENTALIS DI INDONESIA
(Menelusuri Akar Sosio-Historis dan Doktrinal)
Oleh:
MUH. IRSYAD


      SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SULTAN QAIMUDDIN
KENDARI
2011



KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga sampai saat ini kita masih diberikan peluang untuk menuntut ilmu guna mempertinggi derajat keimanan kita. Serta berkat-Nya jualah makalah yang berjudul “Kesalahan Penulisan Dalam Jurnal Karangan Ali Maksum yang berjudul ''Islam Fundamentalis di Indonesia (Menelusuri Akar Sosio-Historis dan Doktrinal)'' ini dapat terselesaikan.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW yang diutus sebagai penerang jalan umat manusia.
Makalah ini disusun atas perintah dosen sebagai tugas, yang bertujuan untuk menyambungkan kreativitas dan mengasah kemampuan berfikir manusia yang akan berguna kedepannya.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa apa yang disusun dan disajikan dalam makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari isi maupun bahasannya. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dimana yang akan datang semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dalam dunia pendidikan. Amin.




                                                                                                Kendari, 15 Januari 2012
                                                                                               


Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Bahasa Indonesia diterapkan sebagai bahasa negara seperti tercantum dalam pasal 36, Undang-Undang Dasar 1945. Oleh karena itu, semua warga negara Indonesia wajib menggunakan bahasa Indonesia itu dengan baik dan benar. Untuk itu pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia perlu terus ditingkatkan serta penggunaanya secara baik, benar dan penuh kebanggaan perlu dimasyarakatkan sehingga bahasa Indonesia menjadi wahana komunikasi yang mampu memperkokoh persatuan dan kesatuan serta mendukung persatuan bangsa. Untuk mewujutkan bahasa yang baik dan benar, semua warga negara wajib membina dirinya masing-masing dalam pemakaian bahasa Indonesia agar bahasa itu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kaidah yang berlaku. Salah satunya, terkhusus mempelajari cara menggunakan kalimat yang baik dan benar dalam sebuah karya. Pertanyaan yang timbul sekarang adalah siapakah yang ditugasi membina pemakaian bahasa? dan siapa pula yang harus menjadi anutan dalam hal ini?. Jawabnya adalah salah satunya kesadaran kita untuk membina diri kita masing-masing dalam berbahasa, dan siapakan pula yang menjadi anutan dalam hal ini? Jawaban salah satunya adalah guru dan dosen. Jadi, bukan hanya mahasiswanya yang berusaha memperbaiki diri dengan menumbuhkan kesadarannya tetapi guru dan dosen harus benar-benar menjadi anutan. Sehingga dapat mencegah penyalah gunaan bahasa di kalangan intelektual.
B.  Rumusan Maslah

1.      Pengertian kata, diksi, kalimat serta paragraf dan beberapa kesalahan dalam penulisannya.
2.      Unsur-unsur yang mestinya ditempatkan dalam sebuah karya.
3.      Bagaimana seharusnya pembentukan struktur dasar majemuk dalam sebuah karya.

C.  Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menggali/ mengkoreksi sebuah karya jurnal karangan Ali Maksum sehingga diharapkan kedepannya dapat sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.


BAB II
PEMBAHASAN

A.  1. Pengertian
a. Kata
Kata adalah satuan terkecil dari sebuah kalimat yang terdiri dari beberapa huruf yang memiliki arti tersendiri.
b. Diksi
Diksi adalah tata cara pemilihan kata yang digunakan pada suatu tulisan atau karya ilmiah.
c. Kalimat
Kalimat adalah satuan kebahasaan yang setidaknya memiliki unsur subyek dan predikat. Sebuah kalimat hendaklah berisikan suatu gagasan atau ide. Agar gagasan atau ide kalimat mudah dipahami pembaca, fungsi bagian kalimat yang meliputi subjek, predikat, objek dan keterangan, harus tampak dengan jelas (eksplisit). Di samping unsur-unsurnya harus eksplisit, karena harus dirakit secara logis dan teratur.
d. Paragraf
Paragraf adalah susunan beberapa kalimat secara runtut dan sistematis, sehingga dapat dijelaskan hubungan antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya.
Kesalahan penulisan yang terdapat pada buku yang berjudul Islam Fundamentalis di Indonesia (Menulusuri Akar Sosio-Historis dan Doktrinal)” karangan Ali Maksum dapat ditemukan beberapa  kesalahan yaitu:
a. Kata

No
Halaman
Kesalahan
Benar
Penjelasan
1

30

Hal ini karena di Barat, baik mass media....
Hal ini karena di Barat, baik media massa....
Salah karena terbalik dan kurang huruf
2
30
the great satan
The Great Satan
Sebuah nama harus diawali huruf kapital
3
30
pejoratif
peyoratif
Ejaan lama sudah tidak digunakan
4
31
mengkaitkan
mengaitkan
kesalahan penulisan
5
31
ketidak relaan
ketidakrelaan
seharusnya tidak memakai spasi
6
31
...liberalisme, rasionalisme, Marxisme, sekularisme, westernisme, dan nasionalisme.
...liberalisme, rasionalisme, marxisme, sekularisme, westernisme, dan nasionalisme.
Tidak perlu memakai huruf kapital karena berada di tengah kalimat
7
31
Ketidak mampuan
Ketidakmampuan
Tidak boleh menggunakan spasi
8
33
cikal bakal
cikal-bakal
Tidak dapat dipisahkan sehingga harus menggunakan tanda(-)
9
33
commited
komitmen
Bahasa inggris
10
35
tolok ukur
tolak ukur
kesalahan penulisan
11
35
...masyarakat memang ada  pada zaman nabi ini.
...masyarakat memang ada  pada zaman Nabi ini.
Nama harus menggunakan huruf kapital
12
36
serting
sering
kesalahan penulisan
13
37
faksi
fraksi
kesalahan penulisan
14
36
Eksklusivismen
Eksklusifismen
kesalahan penulisan



b. Diksi

No
Halaman
Kesalahan
Benar
Penjelasan
1




30
Tetapi negatif karena seperti yang sudah kita alami sekarang, ada semacam kekacauan karena tidak ada otoritas yang berwibawa untuk melakukan kontrol terhadap “penafsiran yang berkembang”
Tetapi negatif karena seperti yang sudah kita alami sekarang, ada semacam kesalahpahaman karena tidak ada otoritas yang berwibawa untuk melakukan kontrol terhadap “penafsiran yang berkembang”
Kata kekacauan lebih terdengar kasar dibandingkan dengan kesalahpahaman.
2
33
...,sehingga nyaris tidak mempunyai kedudukan signifikan dalam berbagai bentuk pembaruan.
...,sehingga hampir tidak mempunyai kedudukan signifikan dalam berbagai bentuk pembaruan. 
kata nyaris terdengar kasar
3
35
Kedua, mereka mencoba kembali menghidupkan figur-figur sejarah dalam konteks sekarang ini.
Kedua, mereka mencoba kembali menghidupkan figur-figur sejarah dalam konteks dewasa ini.
kata sekarang kurang tepat bila diikuti kata ini
4
36
...seperti pelacuran dan warung-warung yang sering dijadikan tempat keberadaan mabuk-mabukkan.
...seperti pelacuran dan warung-warung yang sering dijadikan tempat bermabuk-mabukkan.
pemborosan kata






 

c. Kalimat

No
Halaman
Kesalahan
Benar
Penjelasan
1
29
Tulisan ini, di satu sisi, menganalisis keterkaitan sejarah...
Tulisan ini di satu sisi menganalisis keterkaitan sejarah...
Tidak perlu memakai koma(,)
2
29
Sementara, di sisi lain, tulisan ini mencoba menjelaskan fenomena...
Sementara di sisi lain, tulisan ini mencoba menjelaskan fenomena...
Tidak perlu memakai koma(,)
3
30
Tetapi sebagai kenyataan sehari-hari-ketika ditafsirkan oleh pemeluknya-maka Islam ini akan berbunyi beragam.
Tetapi sebagai kenyataan sehari-hari ketika ditafsirkan oleh pemeluknya, maka Islam ini akan berbunyi beragam.
Harus diikuti tanda koma(,) dalam penulisannya.
4

30
...yang fanatik,militan dan tertutup- oleh kalangan akademisi...
...yang fanatik,militan dan tertutup oleh kalangan akademisi...
Tidak perlu memakai tanda (-)
5
31
...melanda hampir semua agama di seluruh dunia.
...melanda hampir seluruh agama di dunia.
Terdapat kemubaziran kata.
6
32
Dengan demikian Islam tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan politik, hukum, dan masyarakat.
Dengan demikian, Islam tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan politik, hukum, dan masyarakat.
Harus diikuti tanda koma(,) dalam penulisannya.
7
32
...refomisme Islam ke titik ekstrim: fundamentalisme Islam radikal.
...refomisme Islam ke titik ekstrim fundamentalisme Islam radikal.
Tidak perlu menggunakan titik dua( : )
8
32-33
...penjarahan Makkah dan Madinah, yang diikuti oleh pemusnahan monumen-monumen historis...
...penjarahan Makkah dan Madinah yang diikuti oleh pemusnahan monumen-monumen historis...
Tidak perlu memakai koma(,)
9
34
Karena itu, al-Banna, pada dasarnya, tidaklah anti modernis.
Karena itu, al-Banna pada dasarnya tidaklah anti modernis.
Tidak perlu memakai koma(,)
10
35
Kedua, mereka mencoba kembali menghidupkan figur-figur sejarah dalam konteks sekarang ini.
Kedua, mereka mencoba kembali menghidupkan figur-figur sejarah dalam konteks sekarang.
Pemborosan kata
11
36
Masyarakat ideal menurut mereka adalah masyatrakat dengan konsep kekhalifahan-dalam pangertian “negara Islam”-ada imamnya,...
Masyarakat ideal menurut mereka adalah masyatrakat dengan konsep kekhalifahan dalam pangertian “negara Islam” ada imamnya,...
Tidak perlu memakai tanda (-)
12
36
Eksklusivismen  ini adalah konsekuensi logis dari obsesi masyarakat Islam ideal itu-yang jelas-jelas bertentangan dengan realitas yang ada.
Eksklusivismen  ini adalah konsekuensi logis dari obsesi masyarakat Islam ideal itu yang jelas-jelas bertentangan dengan realitas yang ada.
Tidak perlu memakai tanda (-)


 
d. Paragraf

No
Halaman
Kesalahan
Benar
Penjelasan
1
31
Ini karena sebutan fundamentalisme dianggap sebagai “kehormatan”, Sebab secara harfiah dapat diartikan sebagai...
Ini karena sebutan fundamentalisme dianggap sebagai “kehormatan”. Sebab, secara harfiah dapat diartikan sebagai...
Harus diikuti tanda titik(.) dan koma(,) dalam penulisannya.
2
38
FKAWJ dideklarasikan pada 14 Februari 1999,dalam pengajian akbar di Yogyakarta. Tokoh sentral gerakan ini adalah Ja’far Umar Thalib. FKAWJ dalam melakukan aktivitasnya didukung oleh wing militernya, Laskar Jihad, yang pernah menyerukan jihad ke ambon untuk membantu umat islam melawan Kristen di Maluku.
-
Penyusunan kalimat tidak runtut dan sistematis, sehingga maksudnya kurang jelas





BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
a. Kata adalah satuan terkecil dari sebuah kalimat yang terdiri dari beberapa huruf yang memiliki arti tersendiri.
b. Diksi
Diksi adalah tata cara pemilihan kata yang digunakan pada suatu tulisan atau karya ilmiah.
c. Kalimat
Kalimat adalah satuan kebahasaan yang setidaknya memiliki unsur subyek dan predikat. Sebuah kalimat hendaklah berisikan suatu gagasan atau ide. Agar gagasan atau ide kalimat mudah dipahami pembaca, fungsi bagian kalimat yang meliputi subjek, predikat, objek dan keterangan, harus tampak dengan jelas (eksplisit). Di samping unsur-unsurnya harus eksplisit, karena harus dirakit secara logis dan teratur.
d. Paragraf
Paragraf adalah susunan beberapa kalimat secara runtut dan sistematis, sehingga dapat dijelaskan hubungan antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya. Sesuai unsur-unsur yang terdapat pada kalimat, maka kesalahan penulisan kalimat yang terdapat pada jurnal yang berjudulIslam Fundamentalis di Indonesia (Menulusuri Akar Sosio-Historis dan Doktrinal)” karangan Ali Maksum, diantaranya adalah terdapat kata, diksi, kalimat dan paragraf yang tidak efektif, tidak adanya spasi pada kalimat, terdapat pemenggalan kalimat dalam penempatan tanda baca (,) yang tidak tepat, tidak adanya kejelasan objek, adanya pemborosan kata yang disebabkan penggunaan kata yang mempunyai arti sama di dalam satu kalimat, serta banyaknya penggunaan tanda penghubung(-) yang tidak tepat.
B.  Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis sadari masih banyak terdapat kekeliruan. Sehingga penulis mengharapkan peran aktif pembaca dan pendengar memberikan sumbangannya dalam bentuk kritik dan saran yang sifatnya membangun, sehingga menjadi pegangan dalam penulisan makalah selanjutnya.
Secara umum, untuk kesalahan penulisan kata, diksi, kalimat dan paragraf sudah mencakup beberapa objek yang telah disebutkan di atas.



DAFTAR PUSTAKA

Maksum, Ali, Islam Fundamentalis Di Indonesia (Menelusuri Akar Sosio-Historis dan Doktrinal), Surabaya, 2005
Rahardi, Kunjana, Berkenalan dengan Ilmu Bahasa Pragmatik, Malang: Dioma, 2003

Tidak ada komentar:

Posting Komentar